smpn2sukadana.sch.id - Sebagaimana diketahui, pendidikan merupakan pilar yang sangat strategis dan penting untuk membangun sebuah bangsa. Bangsa dikatakan maju hampir bisa dipastikan karena memiliki kualitas pendidikan yang baik. Dalam hal ini, guru merupakan komponen penting dalam pendidikan. Tinggi atau rendahnya kualitas pendidikan banyak dipengaruhi oleh faktor guru.
Di masa lampau, guru yang hebat merupakan sosok ‘wong pinter’ dengan ilmu yang dimilikinya dan kemampuan menerapkan ilmu tersebut dalam menyelesaikan masalah yang muncul di tengah masyarakat. Guru menjadi satu-satunya sumber ilmu, sosok teladan yang tiada duanya patut digugu dan ditiru.
Namun di era disrupsi teknologi khususnya kemajuan teknologi informasi dan media sosial yang demikian cepat dan masif di ruang maya, memposisikan guru bukan lagi sebagai satu-satunya sumber belajar.
Setiap orang begitu mudah mengakses berbagai informasi yang dibutuhkannya, termasuk setiap peserta didik dengan mudah memperoleh bahan apa yang akan dipelajarinya. Bahkan dengan formula dan teknik animasi yang berkembang, menjadikan konten-konten pembelajaran di ruang maya tersebut terasa menjadi lebih menarik dibanding materi pelajaran dari guru yang masih di ruang nyata sekalipun.
Demikian pula, konten-konten tersebut juga banyak menawarkan berbagai materi pembelajaran, cara dan trik untuk mempelajari materi kini bermetamorfosis menjadi media pembelajaran. Bukan tidak mungkin konten dan media pembelajaran online di ruang maya tersebut seakan mengurangi perhatian dan ketergantungan siswa pada guru, mendegradasi keberadaan guru di kelas atau sekolah.
Akibatnya eksistensi dan peran guru dirasa berkurang di benak peserta didik, bahkan ada semacam pandangan, dapat belajar mandiri secara online melalui internet di mana saja, tidak harus bersekolah dengan guru di kelas. Dengan demikain, profil guru masa kini haruslah berbeda (jauh) dengan sosok guru masa lampau dan pastinya guru harus mentransformasi dirinya.
Menurut beberapa pandangan dari berbagai sumber, untuk lebih memajukan pendidikan maka dilakukan pembentukan guru Transformatif. Guru transformatif merupakan hal sangat penting dalam dunia pendidikan. Sebagaimana diketahui Guru Transformatif adalah guru yang membawa perubahan dalam pola pembelajaran, metode dan hasil karya, dengan cara-cara yang inovatif untuk melakukan terobosan.
Transformasi ini diperlukan agar guru dapat menghadirkan proses pembelajaran yang bermakna untuk peserta didik, relevan dengan realitas kehidupan saat ini maupun selanjutnya dan menjadi guru kekinian.
Guru yang kekinian, tidak hanya berhenti mengandalkan kemampuan yang telah dimiliki saat ini, tetapi harus dinamis, mampu seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan visi pemanfaatannya yang mau tidak mau harus secara konsisten dan kontinyu mau melakukan pengembangan diri untuk memperoleh berbagai kompetensi dan informasi baru yang dapat menunjang terlaksananya pembelajaran yang kekinian di kelas.
Dengan kata lain, guru haruslah menjadi sosok profesional yang tetap dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik (UU No 14 tahun 2005). Namun lesatan perkembangan masa kini mengharuskan kemauan dan kemampuan guru membawa perubahan-perubahan pola pembelajaran seperti metode atau strategi pembelajaran, dan berkarya dalam mengembangan materi pembelajaran atau konten. Serta merancang media hasil karya inovatif untuk menciptakan proses pembelajaran yang kekinian, menarik sekaligus memberikan ruang kebebasan peserta didik untuk mengembangkan potensinya dan trampil serta adaptif di masa mendatang, dengan memanfaatkan dan menghadirkan piranti produk lesatan teknologi di hadapan peserta didik dalam pembelajaran di kelas.
Di era Revolusi Industri 4.0 spirit pendidikan yang pada hakekatnya bertujuan untuk mengantarkan setiap orang pada kemerdekaan dan kebahagian sejati (keberhasilan) diupayakan dengan menumbuhkan kebiasaan diri seperti disiplin, tertib, kerja keras, jujur, dengan pengembangan nilai-nilai keutamaan hidup bersama seperti saling menghormati, kerja sama, gotong royong, saling membantu, kerelaan dan kepuasan dalam berbagi, dan penghargaan akan eksistensi-kehadiran orang lain bagi dirinya kiranya menjadi roh pendidikan yang tidak pernah lekang oleh waktu.
Era Revolusi Industri 4.0 itu senditi merupakan era yang saat ini kita jalani di mana pengembangan teknologi lebih lanjut seperti internet, komputerisasi, kecerdasan buatan (AI), cloud analytics, bahkan setiap proses produksi hingga distribusi saat ini sudah berfokus kepada keberlanjutan (Sustainability).
Jika kita tarik benang merah, perkembangan Dunia pendidikan tidak dapat terlepas dari pengaruh perubahan revolusi industri yang terjadi di dunia. Seiring adanya perubahan yang diakibatkan adanya revolusi industri, pendidikan di Indonesia memiliki berbagai tantangan diantaranya pada kurikulum, sumber belajar, atau asesmen pembelajaran serta aspek-aspek lain seperti kompetensi guru, karakteristik siswa, metode pembelajaran, sarana prasarana pendidikan, dan manajemen sekolah yang harus selalu beradaptasi dengan lompatan kemajuan yang diakibatkan oleh adanya evolusi Industri tersebut.
Guru saat ini tidak cukup hanya mengandalkan kemampuan yang telah dimilikinya tetapi mereka harus secara konsisten dan berkesinambungan melakukan pengembangan diri untuk senantiasa memperoleh berbagai kompetensi baru yang dapat menunjang terlaksananya pembelajaran yang berkualitas di kelas.
Mengapa demikian? Karena telah terjadi gap (kesenjangan usia) yang cukup jauh antara guru dengan siswa. Guru-guru yang ada sekarang ini rata-rata merupakan kelompok generasi X dan generasi Y yang lahir antara tahun 1966-1994, sementara siswa yang mereka ajar merupakan generasi Z (1995-2012) dan juga generasi Alpha yang lahir setelah tahun 2012.
Sebagaimana yang kita ketahui setiap generasi memiliki karakteristik yang berbeda sehingga penting bagi guru untuk memahami karakteristik dan kebutuhan peserta didiknya yang berbeda-beda tersebut melalui pembelajaran berdiferensiasi, harapannya agar guru dapat menentukan strategi pembelajaran di kelas secara tepat. (Uung9/Ed).